Hm, di sini apa masalah kalian dalam menulis FF
one-shoot ataupun cerpen? Pokoknya menulis kisah yang singkat-singkat deh.
Kalau untukku pribadi adalah bagaimana cara
mempertahankannya agar tetap singkat. Apa kalian juga mengalami masalah semacam
itu?
Untukku pribadi, permasalahannya ada pada
kebiasaanku yang hobi mendeskripsikan dan mengembangkan sebuah cerita hingga
tiba-tiba tanpa sadar kisah itu mengembang dari target yang ditentukan dan melewati
batas cerpen atau one-shoot.
Karena hal inilah selama beberapa bulan aku
melakukan riset tentang bagaimana cara mempertahankan agar cerpen dan FF
one-shoot tetap pendek dan ringkas. Dan dari hasil riset berkepanjangan itulah
aku menuliskannya di sini dan membagikannya. Siapa tahu ada yang terbantu ^_^
1.
Tuliskan
jalan cerita yang ingin kamu buat di kertas dan jitak kepalamu tiap kamu ingin
keluar dari alur tersebut.
Ini adalah trik
yang diberikan oleh salah seorang teman di FB, dan ternyata cukup manjur juga
untukku.
Entah karena
otak yang terlalu imaginatif atau kitanya yang tidak konsisten, saat kita
menulis biasanya kita sering terbawa alur dan menyisipkan adegan-adegan lain
yang keluar dari plot yang telah kita tentukan.
Oleh karena itu
sistem pembuatan kerangka karangan seperti yang diajarkan oleh guru kita dulu
sangat efisien, ditambah dengan sikap tegas pada diri sendiri (Jika disina
dengan menjitak kepala) juga membantu untuk menguatkan tekad menulis kisah yang
pendek milik kita.
2.
Buat awal
kisah sedekat mungkin dengan akhir cerita.
Ingatlah ini
adalah kisah pendek dan bukannya novel. Jadi buatlah awal sedekat mungkin
dengan akhir. OK?
Yang dimaksud
dekat adalah dengan membuatnya hanya dalam satu babak kehidupan.
Sebagai contohnya,
jika novel mengisahkan satu waktu yang panjang, misalnya seperti dalam tiap buku
Harry Potter, satu tahun. Maka cerpen atau one shoot hanya menulis satu babak
kehidupannya saja. Misalnya hanya saat pelajaran ramuan saja atau saat megalami
detensi saja, jadi plot tidak akan berkembang banyak karena akhir kisah berada
dekat dengan awal yang kita buat.
3.
Jangan
mengandalkan tahap edit.
Ini sangat
penting! Aku tahu kalian sering berfikir, ‘Jika kepanjangan maka akan kupotong
waktu editing saja deh.’
Jangan berfikir sepeti itu, karena biasanya memotong
kisah itu lebih sulit dibandingkan dengan memanjangkannya!
Bisakah kalian
bayangkan jika misalkan target menulis kalian 2000 words, sementara hasil yang
kalian buat 4000 words. Apa yang akan kalian lakukan? Memotong setengahnya?
Ayolah, itu sama
saja dengan menulis ulang bukan? Jadi jangan terlalu mengandalkan tahap
editing, OK?
4.
Penggunaan
kalimat yang singkat dan bernilai positif serta paragraf yang padat
Gunakan kalimat
yang padat, singkat, jelas dan memiliki nilai positif. Mengapa?
Tentu saja agar
cerpen dan one-shoot lebih pendek dan tidak terlalu memakan banyak deskripsi. Contohnya:
Positif: Ia
menolak buku itu.
Negatif: Ia
tidak menerima buku itu.
Lebih ringkas
dan simpel untuk contoh pertama bukan? Lagipula pembaca jga lebih mudah membaca
yang contoh pertama. ^_^
Lalu jangan lupa
padatkan paragraf, jangan terlalu banyak menggunakan deskripsi atau pejambaran
karena akan makan banyak kata. Fokuskan saja pikiranmu pada kejadian-kejadian
yang terjadi.
5.
Jangan
berfikir ‘Jika kepanjangan bikin saja jadi novellet atau multy chap sekalian’!
Itu adalah pikiran
yang harus dicegah karena hal semacam itu hanya akan membuat kita malas
berusaha lho. Kita harus konsisten pada apa yang kita lakukan. Jika awalnya berupa
cerpen atau one-shoot maka kita harus mengakhirinya dengan bentuk yang sama.
Hm, mungkin cuma itu yang dapat aku tuliskan dalam postingan kali ini. Semoga
dapat membantu kalian ya ^_^
Akhir kata, seperti prinsip pembuatan rok mini (bukan berarti aku
memakainya lho ya). Cerpen atau one-shoot haruslah:
‘Cukup panjang untuk menutupi. Cukup pendek untuk menjadikannya menarik.’
Sekian dariku. Sampai jumpa di postingan selanjutnya~
Gee_And a.k.a Hime Hoshina
0 komentar:
Posting Komentar