Selasa, 30 Desember 2014

Beberapa Hal yang Harus Kamu Tahu untuk Menjadi Penulis Sukses ^^

Selama ini, kita melihat kesuksesan seorang penulis dari suatu hasil, paling bagus juga melihat perjuangan dan pengorbanannya. Namun, pernahkah kalian mencoba mengusik lebih dalam karakter para penulis sukses dan melihat kecenderungan sifat yang ada pada mereka?


Belum? Sama, aku juga belum pernah sampai sebulan yang lalu. Dan saat memikirkan hal ini, aku langsung berusaha mengorek-orek kepribadian mereka yang aku anggap sukses sebagai penulis (Bukan cuma karena buku/FF-nya sukses atau banyak penggemar. Tapi juga karena mental mereka menurutku sudah masuk ke dalam ketegori sukses.) Dan dari banyak jawaban, aku merasakan ada beberapa kecenderungan dari sifat mereka. Dan bagi yang selama sebulan terakhir ini aku kepoin, aku minta maaf dan berterima kasih pada kalian semua.

Berikut adalah beberapa hal yang harus dimiliki penulis sukses ^^

1.       Rencanakan apa yang akan dilakukan dalam satu hari.

Siapa bilang jadwal adalah hal yang mengekang? 

Sebagai seorang penulis, target dan jadwal adalah hal yang harus diperhatikan lho. Apa kamu sudah punya target untuk menyelesaikan kisah hari ini? Berapa halaman yang akan kamu tulis dari novelmu hari ini? Berapa words yang akan kamu buat?

Mungkin terdengar membosankan dan bodoh. Tapi, bagi seorang penulis (apalagi yang masih pemula seperti kita) menjadi produktif adalah hal yang baik. Tapi ingat! Menjadi PRODUKTIF bukan menjadi SIBUK. Produkifitas seorang penulis tidak hanya dihitung dari berapa banyak karya yang dia buat, tapi juga bagaimana kualitas ceritanya.

Nah, mulai sekarang, mari kita biasakan untuk:
Work “smarter”, not harder!
2.       Kesempurnaan bukanlah tujuan.

Banyak penulis pemula yang menjadikan kesempurnaan sebagai sebuah patokan. Gaya bahasaku harus gini, diksiku harus gitu, ceritanya harus gini, tokohnya harus gitu dan semacamnyanya.

Aku berani mengatakan untuk, ‘Berhenti bersikap bodoh seperti itu!’. Bukan hanya sekedar kata-kata, yang namanya kesempurnaan memang TIDAK ADA. Cobalah menulis untuk mengejar hal yang lain seperti kepuasan pribadi, menyenangkan orang lain, mengasah diri sendiri dll. Masih banyak tujuan yang lebih baik dari hanya sekedar mengejar kesempurnaan yang semu.

Lagipula, semakin kita memikirkan kesempurnaan itu, maka justru karya kita akan semakin jauh dari kata sempurna, dan kita akan kehilangan gaya tulisan kita sendiri.
Sempurna adalah omong kosong yang besar untuk manusia. Karena hanya Tuhan-lah yang memilikinya.
3.       Kegagalan bukan hal yang harus ditakutkan.

‘Aku takut gagal.’

Memang kenapa kalau gagal? Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda bukan? Jadi kenapa harus ditakuti?

Jangan takut kamu akan kegagalan, coba ingat-ingat lagi akan kesuksesan yang selama ini kamu dapatkan. Lalu bagaimana dengan flamer, pencaci, haters yang nggak bosan-bosan mengkritik karya kamu sebagai sebuah sampah?  Biarkan berlalu saja~~

Semua orang pasti punya sisi baiknya masing-masing, dan jangan pernah takut untuk gagal atau salah. Suatu saat nanti kamu pasti akan bisa mengatasi kesalahanmu itu dan menjadi lebih baik jika kamu terus berusaha dan berusaha.
Lagi pula, semuanya akan berakhir jika kamu berhenti karena gagal.
Nggak mau kan?

4.       Masalah pribadi adalah masalah pribadi. Tidak ada hubungannya dengan karir menulis.

Banyak penulis yang kadang masih membawa masalahnya saat menulis dan mengacaukan bentuk tulisan mereka akibat emosi yang dirasakan. Ya, ini bagus kalau misalnya kebetulan kondisi mental dan kisah kita sedang sejalur. Tapi misalkan saat berselisih arah?

Nah, kan. Sebagai penulis nggak dibayar seperti di FFn sih mungkin bukan masalah besar. Tapi bagaimana jika kalian sudah mulai menapaki dunia profesional? Mau nggak mau kita harus melepaskan masalah kita saat menulis.

Ada saatnya kita harus lepas dari dunia nyata kita saat menulis.

Aku adalah aku. Tokohku adalah tokohku. Keduanya adalah sosok yang berbeda. Masalahku bukan masalahnya. Dan masalahnya bukan masalahku. Aku tak akan mencampuradukkan keduanya.
5.       Aku adalah aku. Jangan jadikan aku apa yang kau mau.
Kritik sih akan diterima dengan baik. Tapi pendiktean untuk merubah alur cerita, gaya bahasa, tokoh dll? Maaf saja, itu di luar batas toleransiku.

Kadang banyak penulis yang kehilangan pegangannya saat hendak menulis karena terpengaruh oleh komentar yang masuk seperti ‘Kenapa A nggak jadian sama B? C bakal muncul kan? Kasih hind EF dong! Masukin adegan gini dong! Endingnya gitu dong!’ yang berakhir pada kehilangan alur awal yang sudah ditetapkan.

Jujur saja, aku menghargai mereka yang komentar seperti itu. Tapi bukan berarti aku akan melakukan permintaan mereka. 
Ini adalah kisahku, aku yang membuatnya, maka akulah Tuhan di kisah ini.
6.       Berani mengaku salah. Cari alasan itu udah basi!

Jika memang ada plot hole di dalam kisahmu, maka akui plot hole itu memang ada. Nggak usah berusaha mengelak. Jika karakterisasi tokohmu memang kurang, maka akui saja jika karakterisasinya memang kurang. Nggak usah cari alasan.

Mengakui kekurangan diri sendiri adalah salah satu proses belajar yang paling penting. Tidak hanya dalam dunia tulis menulis, tapi di segala bidang. Dengan mengakui kesalahan yang kita buat, maka kita sudah maju satu langkah untuk menjadi seorang penulis yang sukses.

Tapi tentu saja, setelah mengakui kesalahan kita, usahakan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.
Salah, suatu proses pembelajaran yang paling mutakhir. Guru terbaik dari semua guru.
7.       Hari gini masih iri sama keberhasilan orang lain?

Iri adalah salah satu dosa bawaan manusia sejak lahir memang. Setiap orang pasti memiliki rasa iri, tidak terkecuali. Tapi bagaimana cara kita mengolah rasa iri itu menjadi suatu yang lain? Tentu saja dengan menghargai diri sendiri.

Nggak ada gunanya kita iri melihat karya yang jauh lebih baik dari kita, lebih diapresisasi, lebih sukses, lebih diminati dll. Bukankah di atas langit selalu masih ada langit? Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha dan terus berusaha.

Lihatlah diri kita sendiri. Kita punya banyak kelebihan dan keberhasilan (walau memang belum sebanding dengan orang yang kira irikan) yang akan membawa kita menuju kesuksesan kita sendiri.
Semua orang selalu saling mengirikan satu sama lain di antara mereka. mereka tak sadar, mereka sendiri memiliki harga yang mahal untuk keberhasilannya sendiri
8.       Cinta adalah hal yang mendukungku.

Kalimat klise~~ tapi memang benar sih.

Cinta nggak harus diartikan sebagai perasaan berdebar-debar pada seseorang. Tapi cinta juga bisa diartikan sebagai apresiasi, dukungan, perasaan positif yang kita terima dari orang lain.

Seseorang membaca kisahmu, itu adalah sebuah cinta. Seseorang meninggalkan review pada kisahmu, itu adalah sebuah cinta pula. Seseorang mengikuti dan memfavoritkan kisahmu, itu adalah sebuah cinta yang lain. Seseorang memintamu untuk melanjutkan kisah yang sudah lama kamu telantarkan, wow kamu beruntung mendapatkan cinta yang sebesar itu. Flamer, haters dan junker mengiri kotak reviewmu dengan kalimat-kalimat kasar dan makian, itu juga merupakan suatu cinta—cinta yang tertunda.

Jadi jangan bernah berpikir kamu kehilangan dukungan. 
Ada begitu banyak orang yang mencintai dan mendukungmu di luar sana, meski kamu tak selalu mengenalnya.
Cinta adalah sebuah dimensi yang tak berbatas, benar?

9.       Kebahagiaan adalah tujuan yang utama.

Untuk apa kamu melakukan sesuatu yang pada akhirnya tidak membuatmu bahagia?

Kamu boleh menuliskan seribu satu target dan miliaran tugas untuk dirimu sendiri. Tapi, apakah semua itu membuatmu bahagia? Apa kamu melakukannya dengan hati yang senang atau terpaksa?

Menulis adalah suatu pekerjaan yang berguna untuk membahagiakan orang lain, lho. Tujuan yang mulia bukan? Dan kamu juga harus menikmati prosesnya. Lakukan semuanya dengan hati yang gembira dan tujuan yang mulia, pasti kebahagiaan yang kamu rasakan saat karya itu selesai akan berlipat-lipat besarnya.
Egois memang, namun saat melakukannya, aku hanya melakukannya untuk kebahagiaanku. Dan untuk kebahagiaanmu pula.
10.   Nulis itu bagus, tapi sehat nomor satu.

Kadang aku melihat ada penulis yang mengorbankan kesehatannya untuk menghasilkan suatu karya.

Dan aku berpikir, ‘Untuk apa?’

Kesehatan itu tak ternilai harganya. Jangan memaksakan diri untuk menulis jika itu hanya akan membebani tubuhmu. Kamu sendiri yang paling tahu seberapa besar daya tahan tubuhmu, jadi jangan memaksakan lebih dari itu secara drastis.

Lagipula, tidak enak bukan rasanya jika kita menulis dengan tubuh yang tidak sehat?
Berkah dari segala berkah, kesehatan. Dan tidak ada yang dapat mengalahkannya.
11.   Bukan tujuan yang abstrak, tapi pasti.

‘Aku ingin bisa menulis dengan bagus.’

Halo~~ standar bagus itu kan abstrak. Cobalah untuk membuat tujuan yang lebih pasti seperti ‘Aku ingin menerbitkan novel tahun ini!’ atau kalau belum berani membuat tujuan yang sebesar itu, coba buat tujuan lain seperti ‘Aku ingin membuat karya sepanjang 10K dalam 3 hari’ atau ‘Aku ingin rajin menulis tiap hari’ dan semacamnya.

Tentu saja, tujuan itu harus kamu usahakan untuk bisa dilakukan, jangan hanya menjadi bualan tanpa arti saja.
Aku yang mengawalinya, maka aku harus menyelesaikannya juga.
12.   Aku bukan korban. Akulah yang berkuasa.

Jangan mau dijatuhkan dalam dunia tulis menulis! Kamu harus terus maju dan menaiki tangga panjang yang ada di hadapanmu untuk meraih kesuksesan. Percuma saja kalau kamu berhenti di tengah jalan lalu memandang ke atas, melihat mereka yang sudah mendaki lebih tinggi di atasmu dengan tatapan iri dan merasa jika dunia tidak adil padamu.

Mereka yang ada di sana juga pernah menapaki anak tangga yang sedang kau injak ini. Dan mereka masih berjuang. Lalu kau? Kau akan menyerah begitu saja?

Jangan bernah berpikir jika dunia bersikap tidak adil padamu atau kau adalah korban dalam perjuanganmu sendiri.
Langkahkan kakimu! Mendakilah sekuat tenaga! Berjuanglah dan bersiaplah untuk meraih kesuksesanmu.
13.   Berubah? Siapa takut!
Keluar dari zona nyaman?

Hanya pecundang yang akan bilang ‘tidak’. Kamu bukan pecundang kan? Kamu adalah seorang calon pemenang yang akan meraih kesuksesan bukan? Maka, sekarang dobrak tembok pembatas zona nyamanmu itu. Lihatlah, di luar sana masih banyak hal yang bisa kamu lakukan!

Biasa menulis humor, coba tulis angst. Biasa menulis romance, cobalah menulis crime.
Biarkan dirimu melihat sisi lain dunia darimana dunia yang kau diami. Dan kamu akan melihat sayapmu tumbuh dengan indahnya.
14.   Belajar adalah PR abadi seorang manusia.

Mengedit sedikit kalimat yang aku temukan di buku politik hijau untuk tugas kuliah.  Belajar adalah PR abadi seorang manusia. Dan tidak akan pernah selesai, bahkan hingga akhir hayat sekalipun.

Begitu pula seorang penulis. Buka otakmu! Terima kritik! Belajar lebih keras agar tulisanmu semakin berkualitas! Ya, itu adalah pekerjaan rutin seorang penulis. Jadi jangan pernah lelah dan menyerah untuk belajar.
Satu kunci untuk maju: Belajarlah.
15.   Bersyukurlah saat segalanya telah selesai.

Ini adalah hal yang paling penting dari semuanya. Bersyukur.

Bersyukur karena Tuhan telah memberikanmu waktu dan kesempatan untuk menulis. Bersyukur karena kamu dapat menyelesaikan kisahmu dengan baik. Bersyukur atas setiap detik yang dia berikan untuk kita dan setiap orang yang membaca karya kita di luar sana.

Dan yakinlah, Dia selalu melimpahi rahmat umatnya yang bersyukur.
Tuhan memberikan apa yang kau butuhkan. Bukan yang kau inginkan.

Mungkin cuma ini yang bisa aku tulis, terdengar sok ya? Yah, yang jelas aku berharap semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua ya ^^

Sumber gambar: https://www.tumblr.com/search/sphintitus

0 komentar:

Posting Komentar

 
The Star Princess Blogger Template by Ipietoon Blogger Template